Saksi kehilangan hutan — bukan satu testimoni
Saksi kehilangan hutan — bukan satu testimoni
Afdhal Mahyuddin, Editor-in-chief
Saya pernah menulis untuk kompetisi internal, sekitar 12 tahun silam, yang sejudul dengan tajuk ini meski saya tambahkan kini dengan sub-kalimat baru. Ini kisah tentang perasaan yang dicabik-cabik pengalaman mengetahui adanya deforestasi secara dekat.
Tulisan ini tidak merujuk angka hutan alam yang masih tersisa maupun angka deforestasi yang sudah terjadi, setidaknya kurun 10 tahun terakhir. Karena persoalan validitas angka telah menjadi bantalan berbagai pihak sehingga masalah kehutanan mendasar malah tidak dijadikan basis untuk mencarikan solusi.
Padahal yang diinginkan -setidaknya dari penulis pribadi — bagaimana deforestasi dikurangi dan dihentikan, selain restorasi dan pengembalian status kawasan hutan ditegakkan.
Apakah negara termasuk pebisnis dan masyarakatnya mau merelakan kebun sawit dipulihkan jadi hutan, atau tambang batubara dan nikel dikembalikan ke hutan asal, pertanyaan serasa utopis di negeri yang sudah tak peduli dengan deforestasi ini. Wacana deforestasi pun keras terdengar terkait dengan peristiwa politik. Padahal…
Ini bukan testimoni, hanya seperti suara-suara purba yang kembali bangkit meski bisa saja dianggap basi dan anti-pengarusutamaan. Ini suara-suara yang di negeri ini dianggap tidak relevan lagi karena hutan habis, ya itulah konsekuensi dari ekonomi dan pembangunan.
Taman nasional jadi taman kebun sawit nasional, ya itulah realita di lapangan. Kebun sawit ilegal tak bisa disalahkan, cukup diputihkan izin-izin yang mudah dimodifikasi penguasa. Penghutanan kembali hanyalah utopia karena bahkan para penjaga hutan (forest ranger) sudah langka beroperasi di rimba, meski rimbawan banyak sekali jumlahnya. Ya, ini bukan testimoni.
Saya pernah membuat naskah lakon receh untuk kontestasi internal, bagaimana gajah dan harimau suatu waktu berhasil memaksakan mahkamah satwa kepada para manusia perusak hutan. Ada pesan moral dari lakon itu, meski hanya fiksi. Tapi jelas bukan testimoni. Begitu saja.